Apa hal paling memilukan dan “ngenes” yang pernah kamu alami saat masih kuliah? 8Share Indonesia
menanyakan pertanyaan ini kepada member kami, dan mendapat respon yang
bikin terharu dan dalam hati berkata, “duh kasihan amat ya…” Padahal
dulu mimin sempat ngalamin juga yang kayak gini. Hiks!
Memang masa-masa itu penuh perjuangan ya. Tanpa perlu basa-basa lagi,
langsung aja baca pengalaman-pengalaman paling “kejam” berikut ini
langsung dari sumbernya! ARE YOU READY?!
*siapin tisu*
Cover image via Youtube Glamour Magazine
Gif via giphy.com
“Saat makan yang seharusnya 3 kali sehari jadi 2 kali sehari dan disertai puasa daud, biar
nambah pahala dan dapat menahan diri dari hal-hal yang tidak baik.
Kemudian irit ongkos ke kampus, kalau nggak nebeng sama teman ya paling
tidak jalan kaki dari kosan lebih awal biar bisa sampai kampus gak telat
dan nyari kerja sampingan, kalau nggak ngamen, jaga warnet, tapi kalau
diingat-ingat kembali cukup indah juga perjalan hidup ini”
Akhir bulan harus minum oki jelly drink dan roti seribuan untuk menunda lapar. Uang honor mengajar belum masuk ke rekening dan kiriman orangtua belum ada.
Setiap gajian aku beli itu mie 1 kardus buat makan 1 bulan.
Belum lagi kalo ada temen yang lagi bokek, kita makan rame-rame,
Namanya anak kost. Jadi harus irit. Sampe kita ada permainan, kayak
nebak-nebak gaya gitu. Yang menang bisa makan 1 sendok. Itu makanannya
cuma satu piring.
Ilustrasi gambar: haidibarasa.wordpress.com
Saat berangkat kuliah, dengan jarak rumah sampai tempat kuliah 30 km saya hanya dikasih ortu sebesar Rp 5.000. Hanya bisa berdoa semoga nggak ada apa-apa di jalan
Pernah suatu ketika, kiriman telat di musim hujan dengan biaya hidup yang semakin bertambah dengan seringnya mati lampu. Jadi saya harus beli lilin buat penerangan,
Pengalaman hidup hemat yang paling saya kenang sebagai mahasiswa
adalah saat makan dengan nasi dan garam yang pada waktu itu rasanya
lebih enak dari opor ayam restoran. Mungkin karena kelaparan. Jadi enak
banget tuh nasi + garem. Wkwkwkwkwkw
Lima belas hari dalam sebulan adalah mie instan dan
15 hari sisanya adalah nasi kucing. Strategi untuk tetap bertahan dan
mampu menghindari penyakit typus karena efek buruk mie instan.
Image via ciricara.com
Saya pernah kehabisan uang bulanan dan harus menyambung hidup dengan membeli ikan asin
(peda) 1 plastik seharga Rp 500 dan cabe rawit 1/4 kg seharga Rp 300
yang kemudian saya olah menjadi sambal 1 toples untuk bekal makan selama
2 minggu (Beruntung saya karena kos-kosan saya memberikan nasi putih
gratis untuk penghuni kosnya setiap hari).
Saat saya tidak mempunyai uang kertas sama sekali!
Saat itu tanggal 27 oktober, 3 hari sebelum saya mendapat transferan
bulanan dari kakak saya, dompet saya benar benar kosong. Saya berupaya
mencari cara untuk bisa makan dan akhirnya saya memutuskun untuk
mengumpulkan recehan berupa pecahan 500 dan 1000 perak yang banyak
berserakan di kamar kost saya. Puji Tuhan totalnya Rp. 25.000. Ketika
saya sudah sangat bersyukur masalah lain muncul, bagaimana saya bisa
makan dengan 25.000 dalam waktu 3 hari? sedangkan harga nasi padang
11.000, Makan di warteg hanya bisa 3 kali. Minimal 8000 untuk satu kali
makan. Akhirnya saya memutuskan membaginya menjadi 3 bagian, masing
masing 8000. Saya memustuskan untuk membeli gorengan dekat kamar kost!
Dengan recehan berjumlah Rp.8000 saya makan gorengan 3 kali sehari, 4
biji untuk sarapan, 4 biji untuk makan siang dan 4 biji untuk makan
malam, beruntunglah saya punya teman kost yang baik , yang mau berbagi
air minum. Demikianlah selama 3 hari saya hidup hanya dengan makan
gorengan dan minum air putih.
Waktu nggak ada sabun mandi maka sabun colek
dan sabun cuci/deterjen menjadi pilihan yang pas buat mandi. Bukan
hanya itu, shampoo yang bisa digunakan untuk mandi pun menjadi salah
satu pilihan sebagai minyak rambut agar rambut tertata lebih rapi ^_^”
Image via brilio.net
Untuk berhemat, saya menyimpan makanan dan memakannya sedikit demi sedikit, saking hematnya makanan belum habis dan masih banyak sisa makanan yang sudah basi dan berjamur.
Saat makan nasi pake pilus garuda selama 3 hari berturut-turut.
Saya pernah membeli nasi goreng untuk makan malam tapi telornya dipisah (diceplok) tidak disatukan supaya bisa diambil dan disimpan untuk sarapan besok paginya.
Pengalaman hidup hemat yang paling saya kenang sebagai mahasiswa adalah saat saya hanya memiliki uang Rp10.000,-
dan dalam seminggu saya hanya makan nasi+tempe goreng saja. Bosen nggak
bosen, sehat atau tidaknya yang penting perut kenyang. Selain itu, saat
kuliah saya hanya membawa bekal air minum agar tidak kehausan. Alasan
saat diajak teman pergi ke kantin adalah saya lagi ada urusan dan tidak
bisa di tinggalkan.
Makan sehari maksimal Rp. 10.000. Supaya uang makan Rp. 300.000 sebulan cukup, sampai akhirnya jatuh sakit dan masuk rumah sakit.
Gif via http://animesandcats.tumblr.com
Saya pernah ngerjain tugas sampai begadang dan nahan-nahan laper
karena takut keluar. Ketika itu malam hari jadi saya dan teman-teman
semahasiswa takut keluar. Dan akhirnya kita nahan laper sampai pagi.
Saat jalan kaki mau ke kampus dengan jarak 10 KM dan begitu juga saat pulang kampus, dengan kebutuhan dalam satu bulan adalah Rp. 500.000.
Saya ingin mengikuti workshop penting yang menunjang skill dengan biaya lumayan tapi orang tua sms “mba, bulan ini dikirim segini dulu yah,.. “, so musti dua kuadrat hematnya
Saat uang kiriman dari orang tua habis,
mau telpon orang tua minta kiriman uang, pulsa habis, mau pulang ke
rumah juga gak punya ongkos buat bayar, temen kost udah pada pulang.
Anggaran beasiswa tidak dicairkan selama 6 bulananan, dan saldo tabungan hanya tersisa 100rb, sehingga untuk ongkos kuliah terpaksa pinjem sana sini ma temen2
Image via kaskus
Makan siang di rumah makan padang, menu yang dipesan adalah nasi + kuah gulai saja. Karena rame-rame jadi tidak malu dan happy aja.
Ada tugas yang perlu banyak biaya
seperti biaya untuk mencetak makalah (apalagi kalau harus direvisi
kembali, cetak tugas lagi), keperluan sehari-hari mulai habis, ditambah
teman yang utangnya tak kunjung dikembalikan (dan ga enak juga mau minta
buat lunasin utangnya), alhasil makan mie instan (iya, mie instan
langsung dimakan gitu aja, gara-gara gasnya abis).
Saat tidak punya uang dan nggak ada stok mie
(biasa anak kos) ya udah puasa, buat makan besok kalau temen lagi baik
ya ditraktir kalau nggak ya pinjem duit kalau nggak juga ya puasa lagi
Saat jajan mingguan nyaris habis sebelum akhir pekan
karena fotocopy materi kuliah dan yang tersisa hanya ongkos pulang ke
rumah (kebetulan tidak menggunakan ATM jadi harus pulang ke rumah baru
bisa dapat jajan lagi), dan stock makanan yang ada di kos-an tinggal mie
instan 4 bungkus dan teh untuk 3 hari sebelum bisa pulang rumah.
Alhasil, tiap pagi hanya minum teh, makan mie instan sehari 2 bungkus
(untuk siang dan malam), dan hari ketiganya harus “puasa” dadakan sampai
pulang ke rumah.
Saya harus berjualan snack untuk biaya kuliah.
Waktu itu, uang tinggal recehan dan tidak cukup untuk membeli makan.
Maka yang bakal dilakukan duduk manis depan tv menunggu teman-teman
makan, biasanya sehabis magrib semua kumpul untuk makan malam sembari
menonton TV. Hal yang sering saya lakukan adalah mencicipi 1-2 sendok
dari menu makan malam dari teman-teman. 1 kosan ada 50 orang, kalau saat
itu yang makan ada 10 orang maka 10-20 sendok yang saya makan,
Paling ingat saat tidak punya uang sama sekali untuk
pulang kampung pas libur kuliah, isi ATM kosong dan akhirnya ada
Pelanggan Warung Warteg yang bersedia untuk meminjamkan uang untuk
ongkos pulang, disitu terasa bahagia karena di kota tersebut tidak punya
sanak saudara
Pulang malam banget untuk menghindari tagihan dari ibu kost”
Pengalaman hidup hemat yang paling saya kenang sebagai mahasiswa adalah saat tanggal tua rela-relain makan 1 hari sekali+promag demi kelangsungan hidup di hari berikutnya
Tapi sekarang, kamu nggak perlu lagi ngalamin kisah ngenes kayak gitu lagi. Coba deh ikutan 8Share Indonesia, dan dapatkan bayaran buat nambah uang saku kamu.