APA YANG TERBARU?
Harap Tunggu....

Pilot Menjelaskan Kapan Sebaiknya Cemas Saat Berada di Pesawat Terbang

Anda takut atau selalu gugup saat naik pesawat terbang? Jika ya, anda tidak sendiri. Namun ada baiknya anda membaca artikel di bawah ini yang mengungkap kapan anda seharusnya baru boleh panik saat berada di dalam pesawat terbang. Dijelaskan oleh beberapa orang pilot.

Ketika penulis Corey Levitan terbang dengan pesawat Southwest beberapa bulan lalu, ia ikut mengalami turbulensi yang terjadi saat itu. Putrinya yang berusia 4 tahun memegang tangannya dan menenangkannya. “Ini cuma guncangan kecil,” katanya.

Setelah pesawat mendarat dengan selamat, ia tak bisa meredakan rasa penasarannya. Ia ingin tahu lebih banyak untuk meredakan ketakutan atau kegugupannya saat berada di pesawat terbang. Ia lalu menemui 3 orang pilot dan menulis artikel ini yang dimuat di menshealth.com.

Inilah 6 situasi ketika penumpang baru boleh panik saat berada di pesawat dan seharusnya guncangan kecil tidak perlu ditanggapi dengan berlebihan.

1. Turbulensi dan “turun” dengan cepat

 “Turbulensi memang mengganggu, tapi sebenarnya jarang berbahaya,” kata Patrick Smith, pilot dan penulis buku “Cockpit Confidential”. Bahkan di udara yang sangat bergelombang, pesawat jarang berubah ketinggian untuk lebih dari 10 atau 20 kaki, dan biasanya kurang.

Dia menjelaskan, penumpang akan merasa pesawat seperti turun ratusan atau bahkan ribuan kaki, padahal ia sama sekali tidak bergerak. Faktanya, dalam sejarah hanya satu penerbangan yang jatuh akibat langsung dari turbulensi yaitu BOAC pada tahun 1966.

2. Mesin tiba-tiba mati
Ini sebenarnya tidak berarti apa-apa, karena mesin pesawat tidak langsung terkait dengan kecepatannya, seperti mesin mobil. Jadi kalau mesin pesawat mati, bukan berarti ia akan langsung jatuh.

“Pesawat itu seperti sepeda,” kata pensiunan pilot, Tom Bunn. Kalau naik sepeda dan tidak menggowes, sepeda akan terus melaju untuk beberapa saat, dan seperti itulah pesawat.

Bahkan getaran yang terjadi di pesawat juga tidak berarti apa-apa, kecuali disertai dengan gemuruh frekuensi rendah.

3. Asap di kabin

Kalau ada asap di pesawat, bukan berarti ada api. Kemungkinan yang terjadi adalah rusaknya segel yang membuat mesin pembuang masuk ke dalam sistem AC, atau minyak merembes ke salah satu turbin bertekanan yang mendinginkan udara.

Akan ada aroma yang kurang menyenangkan,” kata Ron Nielsen, seorang pensiunan pilot. Tapi ini bukan sesuatu yang berbahaya.

4. Mesin terbakar

Jika ada api dalam mesin, itu mungkin adalah bahan yang terbakar dan memercikkan api sebelum dipadamkan oleh semprotan jet dari mesin yang sedang menyala.

Api kecil serupa bisa muncul sebagai hasil dari tabrakan dengan burung yang sesungguhnya sangat jarang terjadi.
“Burung dapat menyebabkan keadaan yang akan mengurangi daya dorong yang tersedia untuk terbang, tapi ini kalau burungnya memang besar dan bukan burung-burung pipit kecil atau merpati, atau bahkan beberapa angsa besar bisa mengurangi daya satu mesin,” kata Nielsen. “Setiap hari, pesawat menghantam burung.”

5. Masker oksigen keluar dari tempatnya

Hilangnya tekanan di kabin bisa berarti sistem untuk mempertahankan tekanan udara telah gagal atau ada kebocoran udara. Yang paling buruk, itu terjadi karena jendela atau pintu rusak, atau ada celah di badan pesawat.

“Ini semua memang tidak baik dari segi bisnis tetapi ini merupakan sesuatu yang sudah kita latih secara teratur di simulator,” kata Nielsen. “Semua pilot dilatih untuk turun cukup cepat dari sebuah ketinggian di mana menghirup udara luar tidak akan menyebabkan orang pingsan.”

0 comments:

Post a Comment